Jumat, 27 Juli 2012

teknik fotografi dasar dan penerapannya

A. RENCANA GAMBAR YANG AKAN DIPEROLEH
Sebuah gambar atau hasil jepretan kamera yang bernilai tinggi dan berkualitas adalah gambar yang berisi pesan. Pesan bisa berupa pernyataan maupun ekspresi yang diperoleh dari hasil jepretan kamera. Pesan yang bagus adalah pesan yang jelas, tegas dan efektif. Tentunya pesan yang disampaikan harus mengena ke hati penikmat foto, seperti sebuah kritik sosial atau pesan kemanusiaan.
Untuk mendapatkan hasil gambar yang baik ada berbagai faktor yang mempengaruhi hasil dan kualitas gambar yang kita ambil dari suatu obyek. Faktor tersebut antara lain kualitas kamera, cahaya, lingkungan dan lokasi pengambilan foto.
Pada pemotretan gambar yang saya ambil ini, memiliki kondisi sebagai berikut :
1. Pencahayaan : ketika foto diambil kondisi cahaya di sekitar objek yang saya ambil cukup.
2. Cuaca : ketika foto diambil keadaan cuaca agak mendung, namun sedikit cerah.
3. Lingkungan : lingkungan sekitar objek foto sangat mendukung, tidak terlalu banyak objek – objek lain, sehingga pengambilan foto dapat terfokus pada objek yang di inginkan.
4. Lokasi : lokasi objek berada di halaman kantor Tata Usaha Fakutas Teknologi Pertanian Universitas Slamet Riyadi, dengan objek bunga yang mekar.
Keinginan saya dalam memotret objek bunga, adalah untuk mendapatkan suatu hasil gambar yang berkualitas, dengan titik focusing pada bunga dengan background blur.
B. SPESIFIKASI DAN TEHNIK PENGAMBILAN GAMBAR
Kamera yang digunakan dalam pengambilan gambar adalah Canon EOS 1100D dengan lensa 34 mm. pada saat pengambilan gambar setting kamera terletak pada mode manual dengan diafragma F.5.6, ISO 200, Speed 1/125 second.
Untuk mendapat hasil foto yang baik dibutuhkan kombinasi yang benar dari Diagfragma, Speed dan ISO. Dengan hitungan yang tepat maka jumlah cahaya yang masuk ke dalam kamera dapat dihitung dan akan merekam gambar secara baik. Dalam suatu situasi, kita diharuskan untuk berpikir, dengan benar mengenai penggunaan ke 3 komponen tersebut. Berapa Diagfragma yang dipakai, Speed berapa dan ISO berapa. Untuk memudahkan pola pikir, kita logikakan kombinasi tiga komponen tersebut untuk mendapatkan hasil foto yang baik.
C. PEMBAHASAN HASIL PENGAMBILAN GAMBAR
a) Penjelasan Dasar – Dasar Fotografi
1. Focusing adalah bukaan, atau ketajaman camera kepada objek gambar. Focusing di pengaruhi oleh lebar dan sempitnya diafragma. Besarnya diameter terbukanya diafragma akan membuat cahaya yang masuk menjadi lebih banyak, sehingga pajanan cahaya bertambah dan akibatnya tingkat keterangan foto bertambah, demikian pula sebaliknya. Pengaruh lain dari bukaan adalah terjadinya perbedaan ruang ketajaman. Angka bukaan yang kecil menyebabkan ruang ketajaman berkurang. Sebaliknya angka bukaan yang kecil akan menyebabkan ruang ketajaman bertambah.
2. Speed
Speed atau kecepatan rana adalah lamanya shutter terbuka. Shutter adalah alat di kamera yang bekerja dengan membuka dan menutup dimana fungsinya mengatur lamanya cahaya yang masuk ke dalam kamera agar ditangkap oleh sensor.
Dengan mengatur kecepatan shutter, kita bisa mengatur apakah objek bergerak yang kita foto bisa menjadi diam atau ada alur pergerakannya. Satuan Speed/kecepatan, ditampilkan sebagai berikut Jarak pada tiap tiap ukuran kecepatan ini disebut 1 stop. Sedangkan satuan Speed/kecepatan, pada kamera ditampilkan sebagai berikut : *cara membacanya : 1000 berarti 1/1000 detik, sedangkan 1 detik tertulis 1”
Secara Logika, semakin cepat shutter terbuka maka semakin sedikit cahaya yang terekam, sehingga cahaya yang diterima sensor lebih sedikit dimana akan menghasilkan gambar beku.
Sedangkan semakin lambat shutter terbuka, maka cahaya yang terekam akan semakin banyak, sehingga gambar yang terekam akan menjadi berbayang atau berkesan bergerak/blur.
3. Diafragma :
Diagfragma adalah besarnya bukaan pada lensa.Semakin kecil angka, semakin besar bukaannya.
Jumlah cahaya yang melewati lensa dikendalikan oleh lubang bukaan.
Nilai aperture menunjukkan seberapa banyak cahaya dapat melewati.
Karena itu dinyatakan sebagai f/2.8, f/16, dll, aperture juga disebut “F angka.” F / 1 mewakili nilai bukaan maksimum. Ketika bukaan menjadi setengahnya, hal itu disebutF/2, Ketika seperempat dari ukuran bukaan penuh, itu adalah F / 4. Semakin besar penyebut atau f-nomor, semakin kecil ukuran bukaan dan cahaya kurang dapat melewati. Intinya, dengan bukaan besar, maka cahaya yang masuk akan semakin banyak, sedangkan bukaan kecil cahaya yang masuk lebih sedikit. Hal ini akan berpengaruh pada ruang tajam (dept of field) pada foto yang kita ambil.
Kita lihat sebagai contoh foto yang diambil dengan bukaan besar (F Angka kecil), Pada diagfragma bukaan besar (F angka kecil) gambar yang ditangkap akan tajam pada bagian depan, belakang akan kabur. Selanjutnya contoh foto yang diambil dengan bukaan kecil (F Angka besar), Pada diagfragma bukaan kecil (F angka besarl) gambar yang ditangkap akan tajam pada keseluruhan gambar.
4. ISO
ISO adalah ukuran kepekaan Sensor terhadap Cahaya.
Pada masa kamera Film dulu, ISO dikenal juga sebagai ASA.
Pada masa kamera film, media perekam cahaya adalah berada di Film. Sedangkan pada saat sekarang, di era kamera digital, perekam cahaya adalah berada di Sensor. Angka pada ISO yang semakin besar mempunyai arti kepekaan terhadap cahaya semakin besar, dalam arti kata lain, dengan ISO tinggi maka akan dapat menangkap cahaya lebih banyak dalam cahaya minim dibandingkan dengan ISO rendah. Dengan ISO tinggi, warna warna yang dihasilkan akan lebih kaya, karena kepekaan terhadap cahaya dari sensor tersebut dinaikkan sehingga akan lebih kaya akan warna.
Kelemahan dari ISO tinggi adalah timbulnya Noise. Noise bisa diartikan pecahnya gambar. Semakin tinggi ISO maka akan semakin banyak Noise yang dihasilkan pada foto. Tiap kamera mempunyai kadar noise yang berbeda, hal ini dipengaruhi dari type sensornya, umumnya kamera yang menggunakan Sensor CMOS mempunyai noise yang lebih sedikit dari kamera yang menggunakan Sensor CCD. Kedua jenis sensor ini adalah jenis sensor yang umum digunakan pada kamera digital sekarang ini. Merek kamera sejenis yang menggunakan sensor sama namun berbeda type juga mempunyai kadar noise yang berbeda. Sekali lagi, walaupun menggunakan sensor yang sama, kadar noisenya bisa berbeda. Untuk itu kenali kamera anda dan cari tau pada ketinggian ISO berapa kadar noisenya bisa dimaklumi.
Antisipasi pada pengambilan gambar
Dalam pengambilan gambar tersebut saya menggunakan camera Canon EOS 1100D, dengan jarak kamera dan objek gambar sekitar + 50 cm. dengan cuaca sedikit mendung namun kontras cahaya cukup.
Dampak pada pengambilan gambar
Dampak yang ada dalam pengambilan gambar dengan difragma F5.6, ISO200, dan Speed 1/125, didapati suatu gambar yang terfokus pada satu objek gambar yaitu bunga, dan terjadi efek blur di selain objek bunga. Hal ini menjadikan pada pengambilan gambar sesuai dengan harapan.

Mengenal Kamera dan Teknik Pengambilan Gambar

Banyak sekali jenis-jenis kamera yang perlu diketahui sorang photographer. Menjadi seorang photographer tidaklah mudah. Anda harus tahu macam-macam kamera dan juga teknik pengambilan gambar. Lalu apa saja jenis-jenis kamera dan juga teknik pengambilan gambarnya? simak penjelasan dibawah ini

1. Kamera Saku / Digital Pocket Camera
Kamera saku adalah salah satu dari jenis-jenis kamera fotografi yang mudah dibawa kemana-mana dan menggunakan bentuk penyimpanan data digital dan pengambilan gambar dengan ukuran yang kecil. Hal ini merupakan kegunaan dari kamera tersebut yang didesain sepraktis mungkin dan otomatis. Sesuai dengan namanya, kamera saku mempunyai bentuk dan ukuran yang muat untuk disimpan dalam kantong baju atau celana. Hal-hal diatas adalah salah satu kelebihan pada kamera saku. Tapi yang perlu diketahui untuk kamera saku secara umum yaitu keterbatasan untuk berkreasi secara profesional, dan fungsi foto yang monoton dan sederhana.
Mengenal Kamera dan Teknik Pengambilan Gambar
Kamera Saku
2. Rangefinder
Kamera pencari jarak. Kecil, sekilas mirip dengan kamera saku. Bedanya, kamera ini mempunyai mekanisme fokusing (karenanya disebut rangefinder). Umumnya menggunakan film format 35mm.
Mengenal Kamera dan Teknik Pengambilan Gambar
Kamera Rangefinder
3. Kamera SLR ( Single Lens Reflex )
Kamera SLR adalah jenis-jenis kamera fotografi profesional yang masih menggunakan film atau klise sebagai media penangkap gambar manual. Dengan menggunakan lensa fixed atau lensa zoom, kamera SLR dapat menangkap gambar dengan resolusi sangat tinggi dan detail. 
Mengenal Kamera dan Teknik Pengambilan Gambar
Kamera SLR
4. TLR, Twin Lens Reflex
Kamera refleks lensa ganda. Biasanya menggunakan format medium.
Mengenal Kamera dan Teknik Pengambilan Gambar
Kamera TLR
5. Consumer
Kamera saku, murah, mudah pemakaiannya. Lensa tak dapat diganti. Sebagian besar hanya punya mode full-otomatis. Just point and shoot. Beberapa, seperti Canon seri A, memiliki mode manual.

6. Prosumer
Kamera SLR-like, harga menengah. Lensa tak dapat diganti. Shooting Mode manual dan auto.
Mengenal Kamera dan Teknik Pengambilan Gambar
Kamera Prosumer

7. Kamera Digital SLR
Ada banyak kelebihan yang dapat dibicarakan jika ingin menggali lebih dalam informasi tentang kamera digital. Berbagai fungsi disediakan untuk mendapatkan gambar foto yang baik dan berkualitas. Kamera digital SLR merupakan kamera untuk kelas profesional yang membutuhkan foto dengan resolusi super tinggi. Berbeda dengan kamera SLR, salah satu dari jenis-jenis kamera fotografi ini mengupgrade sensor penangkap gambar dengan alat elektronik bernama CCD / sensor CCD. Ada pula yang memakai sensor CMOS.
Mengenal Kamera dan Teknik Pengambilan Gambar
Kamera DSLR

KOMPOSISI DASAR DAN SUDUT PENGAMBILAN GAMBAR ( CAMERA ANGLE )

Dalam dunia fotografi tidak sedikit fotografer apalagi yang masih pemula, seolah terlena pada hal-hal yang bersifat teknis saja, seperti mengatur bukaan diafragma, pengaturan kecepatan, dan pengaturan jarak. Mungkin juga, selama ini tidak terpikirkan bahwa di dalam foto itu terkandung nilai-nilai tertentu yang dapat membuat foto itu bagus atau sebaliknya menjadi berantakan. Salah satunya adalah pengaturan komposisi. Mungkin belum pernah membayangkan, bahwa dengan pengaturan komposisi sesungguhnya dapat ditonjolkan subjek utama. Bahkan tidak jarang akan mendukung keberhasilan foto-foto yang kita buat. Definisi Komposisi
Komposisi secara sederhana diartikan sebagai cara menata elemen-elemen dalam gambar, elemen-elemen ini mencakup garis, bentuk, warna, terang dan gelap. Yang paling utama dari aspek komposisi adalah menghasilkan visual impact (sebuah kemampuan untuk menyampaikan perasaan yang anda inginkan untuk berekspresi dalam foto). Dengan komposisi, foto akan tampak lebih menarik dan enak dipandang  dengan pengaturan letak dan perbandaingan objek-objek yang mendukung dalam suatu foto. Dengan demikian perlu menata sedemikian rupa agar tujuan dapat tercapai, apakah itu untuk menyampaikan kesan statis dan diam atau sesuatu mengejutkan. Dalam komposisi selalu ada satu titik perhatian yang pertama menarik perhatian.
Tujuan Mengatur Komposisi Dalam Fotografi
1.    Dengan mengatur komposisi foto, kita juga dapat membangun “mood” suatu foto dan keseimbangan keseluruhan objek foto.
2.    Menyusun perwujudan ide menjadi sebuah penyusunan gambar yang baik sehingga terwujud sebuah kesatuan (unity) dalam karya.
3.    Melatih kepekaan mata untuk menangkap berbagai unsur dan mengasah rasa estetik dalam pribadi pemotret.
Jenis-Jenis Komposisi :
  1. Garis
Komposisi ini terbentuk dari pengemasan garis secara dinamis baik garis lurus, melingkar / melengkung. Biasanya komposisi ini bisa menimbulkan kesan kedalaman dan kesan gerak pada sebuah objek foto. Ketika garis-garis itu digunakan sebagai subjek, yang terjadi adalah foto menjadi menarik perhatian. Tidak penting apakah garis itu lurus, melingkar atau melengkung, membawa mata keluar dari gambar. Yang penting garis-garis itu menjadi dinamis.
  1. Bentuk
Komposisi ini biasanya dipakai fotografer untuk memberikan penekanan secara visual kualitas abstrak terhadap sebuah objek foto. Biasanya bentuk yang paling sering dijadikan sebagai komposisi adalah kotak dan lingkaran.
  1. Warna
Warna memberikan sebuah kesan yang elegan dan dinamis pada sebuah foto apabila dikomposisikan dengan baik. Kadang kala komposisi warna dapat pula memberikan kesan anggun serta mampu dengan sempurna memunculkan “mood color” (keserasian warna) sebuah foto terutama pada foto – foto “pictorial” (Foto yang menonjolkan unsur keindahan)
  1. Gelap dan Terang
Komposisi ini sebenarnya dipakai oleh fotografer pada era fotografi analog masih berkembang pesat terutama pada pemotretan hitam putih. Namun, sekarang ini, ditengah – tengah era digital komposisi ini mulai diterapkan kembali. Kini pengkomposisian gelap dan terang digunakan sebagai penekanan visualitas sebuah objek. Kita dapat menggunakan komposisi ini dengan baik apabila kita mampu memperhatikan kontras sebuah objek dan harus memperhatikan lingkungan sekitar objek yang dirasa mengganggu yang sekiranya menjadikan permainan gelap terang sebuah foto akan hilang.
  1. Tekstur
Yaitu tatanan yang memberikan ksan tentang keadaan prmukaan suatu benda (halus, kasar, beraturan, tidak beraturan, tajam, lembut,dsb). Tekstur akan tampak dari gelap terang atau bayangan dan kontras yang timbul dari pencahayaan pada saat pemotretan.

Penerapan Komposisi Dalam Pemotretan
Dalam pengemasan sebuah foto agar terkesan dinamis dan menimbulkan keserasian perlu sebuah pemahaman tentang kaidah – kaidah tentang komposisi. Yang antara lain:
Ø   Rule of Thirds  (Sepertiga Bagian / Rumus Pertigaan)
Pada aturan umum fotografi, bidang foto sebenarnya dibagi menjadi 9 bagian yang sama. Sepertiga bagian adalah teknik dimana kita menempatkan objek pada sepertiga bagian bidang foto. Hal ini sangat berbeda dengan yang umum dilakukan dimana kita selalu menempatkan objek di tengah-tengah bidang foto

Ø   Sudut Pemotretan (Angle of View)
Salah satu unsur yang membangun sebuah komposisi foto adalah sudut pengambilan objek. Sudut pengambilan objek ini sangat ditentukan oleh tujuan pemotretan. Maka dari itu jika kita mendapatkan satu moment dan ingin mendapatkan hasil yang terbaik,
jangan pernah takut untuk memotret dari berbagai sudut pandang. Mulailah dari yang standar (sejajar dengan objek), kemudian cobalah dengan berbagai sudut pandang dari atas, bawah, samping sampai kepada sudut yang ekstrim.

Ø   Format : Horizontal dan vertikal
Proposi pesrsegi panjang pada view vender pada kamera memungkinkan kita untuk memotret dengan menggunakan format landscape(horisontal) maupun portrait (vertikal). Format pengambilan gambar dapat menimbulkan efek berbeda pada komposisi akhir.

Ø   Dimensi
Meskipun foto bercerita dua dimensi, yang artinya semua terekam diatas satu bidang. Namun, sebenarnya foto dapat dibuat terkesan memiliki kedalaman, seolah-olah dimensi ketiga. Unsur utama membentuk dimensi adalah jarak, Dimensi dapat terbentuk apabila adanya jarak, jika kita menampilkan suatu obyek dalam suatu dimensi maka akan terbentuk jarak dalam setiap elemennya. Untuk membuat suatu dimensi diperlukan adanya permainan ruang tajam, permainan gelap terang dan garis.

Sudut Pengambilan Gambar ( Camera Angle )
Dalam fotografi agar foto yang kita hasilkan memiliki nilai dan terkesan indah harus diperhatikan mengenai masalah penggunaan sudut pengambilan gambar yang baik. Dalam fotografi dikenal 3 sudut pengambilan gambar yang mendasar, yaitu:
§   Bird Eye
Sudut pengambilan gambar ini, posisi objek dibawah / lebih rendah dari kita berdiri. Biasanya sudut pengmbilan gambar ini digunakan untuk menunjukkan apa yang sedang dilakukan objek (HI), elemen apa saja yang ada disekitar objek, dan pemberian kesan perbandingan antara overview (keseluruhan) lingkungan dengan POI (Point Of Interest).
§   High Angle
Pandangan tinggi. artinya, pemotret berada pada posisi yang lebih tinggi dari objek foto.
§   Eye Level
Sudut pengembilan gambar yang dimana objek dan kamera sejajar /  sama seperti mata memandang. Biasanya digunakan untuk menghasilkan kesan menyeluruh dan merata terhadap background sebuah objek, menonjolkan sisi ekspresif dari sebuah objek (HI), dan biasanya sudut pemotretan ini juga dimaksudkan untuk memposisikan kamera sejajar dengan mata objek yang lebih rendah dari pada kita missal, anak – anak.
§   Low Angle
Pemotretan dilakukan dari bawah. Sudut pemotretan yang dimana objek lebih tinggi dari posisi kamera. Sudut pengembilan gambar ini digunakan untuk memotret arsitektur sebuah bagunan agar terkesan kokoh, megah dan menjulang. Namu, tidak menutup kemungkinan dapat pula digunakan untuk pemotretan model agar terkesan elegan dan anggun.
§   Frog Eye
Sudut penglihatan sebatas mata katak. Pada posisi ini kamera berada di dasar bawah, hampir sejajar dengan tanah dan tidak dihadapkan ke atas. Biasanya memotret seperti ini dilakukan dalam peperangan dan untuk memotret flora dan fauna.

Field Of View
Beberapa jenis komposisi yang umum digunakan dari segi ukuran (field of view) yang akan diambil adalah sebagai berikut :
a. Extreme Close Up
Pengambilan gambar yang sangat dekat sekali dengan objek, sehingga detil objek seperti pori-pori kulit akan jelas terlihat.
b. Head Shot
Pengambilan gambar sebatas kepala hingga dagu.
c. Close Up
Pengambilan gambar dari atas kepala hingga bahu.
d. Medium Close Up
Pengambilan gambar dari atas kepala hingga dada.
e. Mid Shot (setengah badan)
Pengambilan gambar dari atas kepala hingga pinggang.
f. Medium Shot (Tiga perempat badan)
Pengambilan gambar dari atas kepala hingga lutut.

g. Full Shot (Seluruh Badan)
Pengambilan gambar dari atas kepala hingga kaki.

h. Long Shot
Pengambilan gambar dengan memberikan porsi background atau foreground lebih banyak sehinnga objek terlihat kecil atau jauh.


Beberapa jenis komposisi dari segi banyaknya manusia sebagai objek yang difoto adalah sebagai berikut :
a. One Shot
Pengambilan gambar untuk satu orang sebagai objek.
b. Two Shot
Pengambilan gambar untuk dua orang sebagai objek.
c. Three Shot
Pengambilan gambar untuk tiga orang sebagai objek.
d. Group Shot
Pengambilan gambar untuk sekelompok orang sebagai objek.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan gambar, diantaranya
Headroom, merupakan ruang diatas kepala yang berfungsi membatasi bingkai dan bagian atas kepala objek.
Noseroom, arah pandang atau ruang gerak objek dalam sebuah frame, bertujuan untuk memberikan ruang pandang sehingga terkesan bahwa objek memang sedang melihat sesuatu.
Foreground, segala sesuatu yang menjadi latar depan dari objek.
Background, segala sesuatu yang menjadi latar belakang objek.

TIPS HUNTING
  1. Persiapan Awal
1.    Siapkan kamera dan peralatan lain yang di butuhkan (seperti flash, tripot, filter, dll)
2.    Sebelum memulai hunting rencanankan konsep dan obyek apa yang akan diambil.

  1. Pada Saat Hunting
1.    Ambil semua obyek yang memang ada dilokasi dan pikirkan pula apa yang akan di ceritakan pada foto yang akan diambil.
2.    Untuk pemula, mulailah hunting dengan obyek yang beragam dan dasar, seperti landscape, human interest, portrait, arsitektur,dll. Kemudian menuju jenis-jenis foto yang lebih mengarah ke jurnalistik seperti features, spot, essay dan stories.
  1. Pasca Hunting
1.    Setelah hasil hunting jadi, lakukan evaluasi untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan dari hunting kita.
2.    Yang terpenting, lakukan presentasi foto dan pameran untuk menunjukkan hasilhunting kita ke banyak orang.

Selasa, 24 Juli 2012

Memahami Mode Fokus Kamera DSLR

Saat ini hampir semua kamera DSLR dilengkapi dengan beberapa pilihan cara kamera melakukan fokus (focus mode). Memotret vas bunga yang diam diatas meja tentu membutuhkan cara focusing yang berbeda dengan memotret anak kecil yang sedang menggiring bola dilapangan.
continous autofcus
Saat memotret benda diam, kita biasanya menggunakan satu titik fokus, mengunci fokus sekali baru memotret. Namun saat memotret benda/orang yang selalu bergerak berpindah posisi, kita butuh kamera yang mampu memindahkan titik fokus secara otomatis mengikuti seubyek tersebut. Berita bagusnya, kamera DSLR dilengkapi dengan fitur tersebut. Mari kita bedah satu persatu:


Mode Fokus Single Area

Di kamera DSLR Canon dinamai “One Shot AF” sementara di kamera DSLR Nikon dinamai “Single Area AF”. Dari namanya cukup jelas bahwa kita memilih satu titik fokus lalu kamera akan mencari kontras di satu area titik fokus tersebut. Saat kita memencet separuh tombol shutter atau memencet tombol AF-On (jika menggunakan kamera DSLR yang memiliki tombol AF-On terdedikasi), kamera akan mengunci fokus di titik tersebut sekali. Jika subyek berpindah posisi dan meskipun kita tetap pencet separuh tombol shutter, kamera tidak akan memindahkan fokus secara otomatis.
Dalam mode ini, kita tidak akan bisa memencet penuh shutter (mengambil foto) sebelum kamera bisa mengunci titik fokus. Namun ketentuan ini bisa diakali lewat pengaturan di menu autofocus dan mengatur focus priority.
Img 02

Mode Fokus Continuous/AI Servo

Mode ini dikamera DSLR Nikon dinamai “Continuous/AF-C” sementara di Canon dinamai “AI Servo”. Mode ini digunakan saat kita harus mengikuti sebuah subyek foto yang terus berpindah posisi, misalnya saat kita memotret sport, binatang atau mobil yang sedang melaju.
Dalam mode ini, kamera akan menganilis pergerakan subyek dan memprediksi kemana arah gerak si subyek dengan menempatkan titik fokus sedikit mendahului keberadaan subyek. Dengan mode Continuous, kita bisa mengikuti pergerakan subyek dan mendapatkan fokus yang tajam. Caranya adalah dengan terus memencet separuh tombol shutter sambil membidik pergerakan subyek atau dengan terus memencet tombol AF-On dengan jempol (jika ada).

Mode Fokus Hybrid/Campuran Antara Single & Continuous

Di kamera DSLR Canon dinamai “AI Focus” sementara di Nikon dinamai “AF-A”. Merupakan mode fokus campuran antara single dan Continuous dimana kamera akan secara mengganti fokus dari single ke continous atau sebaliknya sesuai kondisi subyek foto. Jika yang difoto diam kamera akan memakai Single sementara saat obyek bergerak kamera akan berganti ke mode Continuous.
Tidak semua jenis kamera DSLR memiliki mode ini. Bagi pemula, pilihan mode ini sebenarnya lumayan membantu karena tidak perlu mengganti-ganti mode fokus.

Mode Fokus Mana Yang Sebaiknya Anda Pakai?

Kesimpulan yang sebenarnya cukup gampang:
  1. Saat memotret benda diam atau orang yang berpose silahkan gunakan mode Single
  2. Saat memotret benda bergerak secara konstan, gunakan mode Continuous
  3. Untuk keperluan sehari-hari, anda bisa meninggalkan kamera secara default di posisi continous mode atau mode hybrid. Baru saat kamera tidak bisa mengunci fokus di mode Continuous , misal saat memotret di kondisi agak gelap silahkan pindahkan ke mode Single.
  4. Bagi pemula yang tangannya masih belum terlalu lincah mengganti-ganti mode fokus secara cepat, anda bisa menggunakan mode hybrid (jika memang dikamera ada).

Bagaimana Cara Mengganti Mode Fokus?

Cara mengganti mode fokus tidak sama dari satu kamera ke kamera lain. Untuk itu saya sarankan cek di manual masing-masing. Di kamera Nikon D300s/D700, anda bisa menemukan pengait kecil yang ada dibagian depan sebelah kiri mount lensa: AF-S, AF-C dan M. Sementara di Canon (misal EOS 60D), anda bisa menganti mode fokus dengan memencet tombol AF dibagian atas kamera lalu akan muncul pilihan mode fokus di panel LCD atas.