A. RENCANA GAMBAR YANG AKAN DIPEROLEH
Sebuah gambar atau hasil jepretan kamera yang bernilai tinggi dan 
berkualitas adalah gambar yang berisi pesan. Pesan bisa berupa 
pernyataan maupun ekspresi yang diperoleh dari hasil jepretan kamera. 
Pesan yang bagus adalah pesan yang jelas, tegas dan efektif. Tentunya 
pesan yang disampaikan harus mengena ke hati penikmat foto, seperti 
sebuah kritik sosial atau pesan kemanusiaan.
Untuk mendapatkan hasil gambar yang baik ada berbagai faktor yang 
mempengaruhi hasil dan kualitas gambar yang kita ambil dari suatu obyek.
 Faktor tersebut antara lain kualitas kamera, cahaya, lingkungan dan 
lokasi pengambilan foto.
Pada pemotretan gambar yang saya ambil ini, memiliki kondisi sebagai berikut :
1. Pencahayaan : ketika foto diambil kondisi cahaya di sekitar objek yang saya ambil cukup.
2. Cuaca : ketika foto diambil keadaan cuaca agak mendung, namun sedikit cerah.
3. Lingkungan : lingkungan sekitar objek foto sangat mendukung, tidak 
terlalu banyak objek – objek lain, sehingga pengambilan foto dapat 
terfokus pada objek yang di inginkan.
4. Lokasi : lokasi objek berada di halaman kantor Tata Usaha Fakutas 
Teknologi Pertanian Universitas Slamet Riyadi, dengan objek bunga yang 
mekar.
Keinginan saya dalam memotret objek bunga, adalah untuk mendapatkan 
suatu hasil gambar yang berkualitas, dengan titik focusing pada bunga 
dengan background blur.
B. SPESIFIKASI DAN TEHNIK PENGAMBILAN GAMBAR
Kamera yang digunakan dalam pengambilan gambar adalah Canon EOS 1100D 
dengan lensa 34 mm. pada saat pengambilan gambar setting kamera terletak
 pada mode manual dengan diafragma F.5.6, ISO 200, Speed 1/125 second.
Untuk mendapat hasil foto yang baik dibutuhkan kombinasi yang benar dari
 Diagfragma, Speed dan ISO. Dengan hitungan yang tepat maka jumlah 
cahaya yang masuk ke dalam kamera dapat dihitung dan akan merekam gambar
 secara baik. Dalam suatu situasi, kita diharuskan untuk berpikir, 
dengan benar mengenai penggunaan ke 3 komponen tersebut. Berapa 
Diagfragma yang dipakai, Speed berapa dan ISO berapa. Untuk memudahkan 
pola pikir, kita logikakan kombinasi tiga komponen tersebut untuk 
mendapatkan hasil foto yang baik.
C. PEMBAHASAN HASIL PENGAMBILAN GAMBAR
a) Penjelasan Dasar – Dasar Fotografi
1. Focusing adalah bukaan, atau ketajaman camera kepada objek gambar. 
Focusing di pengaruhi oleh lebar dan sempitnya diafragma. Besarnya 
diameter terbukanya diafragma akan membuat cahaya yang masuk menjadi 
lebih banyak, sehingga pajanan cahaya bertambah dan akibatnya tingkat 
keterangan foto bertambah, demikian pula sebaliknya. Pengaruh lain dari 
bukaan adalah terjadinya perbedaan ruang ketajaman. Angka bukaan yang 
kecil menyebabkan ruang ketajaman berkurang. Sebaliknya angka bukaan 
yang kecil akan menyebabkan ruang ketajaman bertambah.
2. Speed
Speed atau kecepatan rana adalah lamanya shutter terbuka. Shutter adalah
 alat di kamera yang bekerja dengan membuka dan menutup dimana fungsinya
 mengatur lamanya cahaya yang masuk ke dalam kamera agar ditangkap oleh 
sensor.
Dengan mengatur kecepatan shutter, kita bisa mengatur apakah objek 
bergerak yang kita foto bisa menjadi diam atau ada alur pergerakannya. 
Satuan Speed/kecepatan, ditampilkan sebagai berikut Jarak pada tiap tiap
 ukuran kecepatan ini disebut 1 stop. Sedangkan satuan Speed/kecepatan, 
pada kamera ditampilkan sebagai berikut : *cara membacanya : 1000 
berarti 1/1000 detik, sedangkan 1 detik tertulis 1”
Secara Logika, semakin cepat shutter terbuka maka semakin sedikit cahaya
 yang terekam, sehingga cahaya yang diterima sensor lebih sedikit dimana
 akan menghasilkan gambar beku.
Sedangkan semakin lambat shutter terbuka, maka cahaya yang terekam akan 
semakin banyak, sehingga gambar yang terekam akan menjadi berbayang atau
 berkesan bergerak/blur.
3. Diafragma :
Diagfragma adalah besarnya bukaan pada lensa.Semakin kecil angka, semakin besar bukaannya.
Jumlah cahaya yang melewati lensa dikendalikan oleh lubang bukaan.
Nilai aperture menunjukkan seberapa banyak cahaya dapat melewati.
Karena itu dinyatakan sebagai f/2.8, f/16, dll, aperture juga disebut “F
 angka.” F / 1 mewakili nilai bukaan maksimum. Ketika bukaan menjadi 
setengahnya, hal itu disebutF/2, Ketika seperempat dari ukuran bukaan 
penuh, itu adalah F / 4. Semakin besar penyebut atau f-nomor, semakin 
kecil ukuran bukaan dan cahaya kurang dapat melewati. Intinya, dengan 
bukaan besar, maka cahaya yang masuk akan semakin banyak, sedangkan 
bukaan kecil cahaya yang masuk lebih sedikit. Hal ini akan berpengaruh 
pada ruang tajam (dept of field) pada foto yang kita ambil.
Kita lihat sebagai contoh foto yang diambil dengan bukaan besar (F Angka
 kecil), Pada diagfragma bukaan besar (F angka kecil) gambar yang 
ditangkap akan tajam pada bagian depan, belakang akan kabur. Selanjutnya
 contoh foto yang diambil dengan bukaan kecil (F Angka besar), Pada 
diagfragma bukaan kecil (F angka besarl) gambar yang ditangkap akan 
tajam pada keseluruhan gambar.
4. ISO
ISO adalah ukuran kepekaan Sensor terhadap Cahaya.
Pada masa kamera Film dulu, ISO dikenal juga sebagai ASA.
Pada masa kamera film, media perekam cahaya adalah berada di Film. 
Sedangkan pada saat sekarang, di era kamera digital, perekam cahaya 
adalah berada di Sensor. Angka pada ISO yang semakin besar mempunyai 
arti kepekaan terhadap cahaya semakin besar, dalam arti kata lain, 
dengan ISO tinggi maka akan dapat menangkap cahaya lebih banyak dalam 
cahaya minim dibandingkan dengan ISO rendah. Dengan ISO tinggi, warna 
warna yang dihasilkan akan lebih kaya, karena kepekaan terhadap cahaya 
dari sensor tersebut dinaikkan sehingga akan lebih kaya akan warna.
Kelemahan dari ISO tinggi adalah timbulnya Noise. Noise bisa diartikan 
pecahnya gambar. Semakin tinggi ISO maka akan semakin banyak Noise yang 
dihasilkan pada foto. Tiap kamera mempunyai kadar noise yang berbeda, 
hal ini dipengaruhi dari type sensornya, umumnya kamera yang menggunakan
 Sensor CMOS mempunyai noise yang lebih sedikit dari kamera yang 
menggunakan Sensor CCD. Kedua jenis sensor ini adalah jenis sensor yang 
umum digunakan pada kamera digital sekarang ini. Merek kamera sejenis 
yang menggunakan sensor sama namun berbeda type juga mempunyai kadar 
noise yang berbeda. Sekali lagi, walaupun menggunakan sensor yang sama, 
kadar noisenya bisa berbeda. Untuk itu kenali kamera anda dan cari tau 
pada ketinggian ISO berapa kadar noisenya bisa dimaklumi.
Antisipasi pada pengambilan gambar
Dalam pengambilan gambar tersebut saya menggunakan camera Canon EOS 
1100D, dengan jarak kamera dan objek gambar sekitar + 50 cm. dengan 
cuaca sedikit mendung namun kontras cahaya cukup.
Dampak pada pengambilan gambar
Dampak yang ada dalam pengambilan gambar dengan difragma F5.6, ISO200, 
dan Speed 1/125, didapati suatu gambar yang terfokus pada satu objek 
gambar yaitu bunga, dan terjadi efek blur di selain objek bunga. Hal ini
 menjadikan pada pengambilan gambar sesuai dengan harapan.
Jumat, 27 Juli 2012
Mengenal Kamera dan Teknik Pengambilan Gambar
Banyak sekali jenis-jenis kamera yang 
perlu diketahui sorang photographer. Menjadi seorang photographer 
tidaklah mudah. Anda harus tahu macam-macam kamera dan juga teknik 
pengambilan gambar. Lalu apa saja jenis-jenis kamera dan juga teknik 
pengambilan gambarnya? simak penjelasan dibawah ini
1. Kamera Saku / Digital Pocket Camera
Kamera
 saku adalah salah satu dari jenis-jenis kamera fotografi yang mudah 
dibawa kemana-mana dan menggunakan bentuk penyimpanan data digital dan 
pengambilan gambar dengan ukuran yang kecil. Hal ini merupakan kegunaan 
dari kamera tersebut yang didesain sepraktis mungkin dan otomatis. 
Sesuai dengan namanya, kamera saku mempunyai bentuk dan ukuran yang muat
 untuk disimpan dalam kantong baju atau celana. Hal-hal diatas adalah 
salah satu kelebihan pada kamera saku. Tapi yang perlu diketahui untuk 
kamera saku secara umum yaitu keterbatasan untuk berkreasi secara 
profesional, dan fungsi foto yang monoton dan sederhana.
![]()  | 
| Kamera Saku | 
2. Rangefinder
Kamera
 pencari jarak. Kecil, sekilas mirip dengan kamera saku. Bedanya, kamera
 ini mempunyai mekanisme fokusing (karenanya disebut rangefinder). 
Umumnya menggunakan film format 35mm.
![]()  | 
| Kamera Rangefinder | 
3. Kamera SLR ( Single Lens Reflex )
Kamera
 SLR adalah jenis-jenis kamera fotografi profesional yang masih 
menggunakan film atau klise sebagai media penangkap gambar manual. 
Dengan menggunakan lensa fixed atau lensa zoom, kamera SLR dapat 
menangkap gambar dengan resolusi sangat tinggi dan detail. 
![]()  | 
| Kamera SLR | 
4. TLR, Twin Lens Reflex
Kamera refleks lensa ganda. Biasanya menggunakan format medium.
![]()  | 
| Kamera TLR | 
5. Consumer
Kamera
 saku, murah, mudah pemakaiannya. Lensa tak dapat diganti. Sebagian 
besar hanya punya mode full-otomatis. Just point and shoot. Beberapa, 
seperti Canon seri A, memiliki mode manual.
6. Prosumer
Kamera SLR-like, harga menengah. Lensa tak dapat diganti. Shooting Mode manual dan auto.
![]()  | 
| Kamera Prosumer | 
7. Kamera Digital SLR
Ada
 banyak kelebihan yang dapat dibicarakan jika ingin menggali lebih dalam
 informasi tentang kamera digital. Berbagai fungsi disediakan untuk 
mendapatkan gambar foto yang baik dan berkualitas. Kamera digital SLR 
merupakan kamera untuk kelas profesional yang membutuhkan foto dengan 
resolusi super tinggi. Berbeda dengan kamera SLR, salah satu dari 
jenis-jenis kamera fotografi ini mengupgrade sensor penangkap gambar 
dengan alat elektronik bernama CCD / sensor CCD. Ada pula yang memakai 
sensor CMOS.
![]()  | 
| Kamera DSLR | 
KOMPOSISI DASAR DAN SUDUT PENGAMBILAN GAMBAR ( CAMERA ANGLE )
Dalam dunia fotografi tidak sedikit fotografer apalagi yang masih 
pemula, seolah terlena pada hal-hal yang bersifat teknis saja, seperti 
mengatur bukaan diafragma, pengaturan kecepatan, dan pengaturan jarak. 
Mungkin juga, selama ini tidak terpikirkan bahwa di dalam foto itu 
terkandung nilai-nilai tertentu yang dapat membuat foto itu bagus atau 
sebaliknya menjadi berantakan. Salah satunya adalah pengaturan 
komposisi. Mungkin belum pernah membayangkan, bahwa dengan pengaturan 
komposisi sesungguhnya dapat ditonjolkan subjek utama. Bahkan tidak 
jarang akan mendukung keberhasilan foto-foto yang kita buat.
Definisi Komposisi 
Komposisi secara sederhana diartikan sebagai cara menata elemen-elemen dalam gambar, elemen-elemen ini mencakup garis, bentuk, warna, terang dan gelap. Yang paling utama dari aspek komposisi adalah menghasilkan visual impact (sebuah kemampuan untuk menyampaikan perasaan yang anda inginkan untuk berekspresi dalam foto). Dengan komposisi, foto akan tampak lebih menarik dan enak dipandang dengan pengaturan letak dan perbandaingan objek-objek yang mendukung dalam suatu foto. Dengan demikian perlu menata sedemikian rupa agar tujuan dapat tercapai, apakah itu untuk menyampaikan kesan statis dan diam atau sesuatu mengejutkan. Dalam komposisi selalu ada satu titik perhatian yang pertama menarik perhatian.
Tujuan Mengatur Komposisi Dalam Fotografi
1. Dengan mengatur komposisi foto, kita juga dapat membangun “mood” suatu foto dan keseimbangan keseluruhan objek foto.
2. Menyusun perwujudan ide menjadi sebuah penyusunan gambar yang baik sehingga terwujud sebuah kesatuan (unity) dalam karya.
3. Melatih kepekaan mata untuk menangkap berbagai unsur dan mengasah rasa estetik dalam pribadi pemotret.
Jenis-Jenis Komposisi :
Penerapan Komposisi Dalam Pemotretan
Dalam pengemasan sebuah foto agar terkesan dinamis dan menimbulkan keserasian perlu sebuah pemahaman tentang kaidah – kaidah tentang komposisi. Yang antara lain:
Ø Rule of Thirds (Sepertiga Bagian / Rumus Pertigaan)
Pada aturan umum fotografi, bidang foto sebenarnya dibagi menjadi 9 bagian yang sama. Sepertiga bagian adalah teknik dimana kita menempatkan objek pada sepertiga bagian bidang foto. Hal ini sangat berbeda dengan yang umum dilakukan dimana kita selalu menempatkan objek di tengah-tengah bidang foto
Ø Sudut Pemotretan (Angle of View)
Salah satu unsur yang membangun sebuah komposisi foto adalah sudut pengambilan objek. Sudut pengambilan objek ini sangat ditentukan oleh tujuan pemotretan. Maka dari itu jika kita mendapatkan satu moment dan ingin mendapatkan hasil yang terbaik,
jangan pernah takut untuk memotret dari berbagai sudut pandang. Mulailah dari yang standar (sejajar dengan objek), kemudian cobalah dengan berbagai sudut pandang dari atas, bawah, samping sampai kepada sudut yang ekstrim.
Ø Format : Horizontal dan vertikal
Proposi pesrsegi panjang pada view vender pada kamera memungkinkan kita untuk memotret dengan menggunakan format landscape(horisontal) maupun portrait (vertikal). Format pengambilan gambar dapat menimbulkan efek berbeda pada komposisi akhir.
 
Ø Dimensi
Meskipun foto bercerita dua dimensi, yang artinya semua terekam diatas satu bidang. Namun, sebenarnya foto dapat dibuat terkesan memiliki kedalaman, seolah-olah dimensi ketiga. Unsur utama membentuk dimensi adalah jarak, Dimensi dapat terbentuk apabila adanya jarak, jika kita menampilkan suatu obyek dalam suatu dimensi maka akan terbentuk jarak dalam setiap elemennya. Untuk membuat suatu dimensi diperlukan adanya permainan ruang tajam, permainan gelap terang dan garis.
Sudut Pengambilan Gambar ( Camera Angle )
Dalam fotografi agar foto yang kita hasilkan memiliki nilai dan terkesan indah harus diperhatikan mengenai masalah penggunaan sudut pengambilan gambar yang baik. Dalam fotografi dikenal 3 sudut pengambilan gambar yang mendasar, yaitu:
§ Bird Eye
Sudut pengambilan gambar ini, posisi objek dibawah / lebih rendah dari kita berdiri. Biasanya sudut pengmbilan gambar ini digunakan untuk menunjukkan apa yang sedang dilakukan objek (HI), elemen apa saja yang ada disekitar objek, dan pemberian kesan perbandingan antara overview (keseluruhan) lingkungan dengan POI (Point Of Interest).
§ High Angle
Pandangan tinggi. artinya, pemotret berada pada posisi yang lebih tinggi dari objek foto.
§ Eye Level
Sudut pengembilan gambar yang dimana objek dan kamera sejajar / sama seperti mata memandang. Biasanya digunakan untuk menghasilkan kesan menyeluruh dan merata terhadap background sebuah objek, menonjolkan sisi ekspresif dari sebuah objek (HI), dan biasanya sudut pemotretan ini juga dimaksudkan untuk memposisikan kamera sejajar dengan mata objek yang lebih rendah dari pada kita missal, anak – anak.
§ Low Angle
Pemotretan dilakukan dari bawah. Sudut pemotretan yang dimana objek lebih tinggi dari posisi kamera. Sudut pengembilan gambar ini digunakan untuk memotret arsitektur sebuah bagunan agar terkesan kokoh, megah dan menjulang. Namu, tidak menutup kemungkinan dapat pula digunakan untuk pemotretan model agar terkesan elegan dan anggun.
§ Frog Eye
Sudut penglihatan sebatas mata katak. Pada posisi ini kamera berada di dasar bawah, hampir sejajar dengan tanah dan tidak dihadapkan ke atas. Biasanya memotret seperti ini dilakukan dalam peperangan dan untuk memotret flora dan fauna.
Field Of View
Beberapa jenis komposisi yang umum digunakan dari segi ukuran (field of view) yang akan diambil adalah sebagai berikut :
a. Extreme Close Up
Pengambilan gambar yang sangat dekat sekali dengan objek, sehingga detil objek seperti pori-pori kulit akan jelas terlihat.
b. Head Shot
Pengambilan gambar sebatas kepala hingga dagu.
c. Close Up
Pengambilan gambar dari atas kepala hingga bahu.
d. Medium Close Up
Pengambilan gambar dari atas kepala hingga dada.
e. Mid Shot (setengah badan)
Pengambilan gambar dari atas kepala hingga pinggang.
f. Medium Shot (Tiga perempat badan)
Pengambilan gambar dari atas kepala hingga lutut.
g. Full Shot (Seluruh Badan)
Pengambilan gambar dari atas kepala hingga kaki.
h. Long Shot
Pengambilan gambar dengan memberikan porsi background atau foreground lebih banyak sehinnga objek terlihat kecil atau jauh.
Beberapa jenis komposisi dari segi banyaknya manusia sebagai objek yang difoto adalah sebagai berikut :
a. One Shot
Pengambilan gambar untuk satu orang sebagai objek.
b. Two Shot
Pengambilan gambar untuk dua orang sebagai objek.
c. Three Shot
Pengambilan gambar untuk tiga orang sebagai objek.
d. Group Shot
Pengambilan gambar untuk sekelompok orang sebagai objek.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan gambar, diantaranya
v Headroom, merupakan ruang diatas kepala yang berfungsi membatasi bingkai dan bagian atas kepala objek.
v Noseroom, arah pandang atau ruang gerak objek dalam sebuah frame, bertujuan untuk memberikan ruang pandang sehingga terkesan bahwa objek memang sedang melihat sesuatu.
v Foreground, segala sesuatu yang menjadi latar depan dari objek.
v Background, segala sesuatu yang menjadi latar belakang objek.
 
TIPS HUNTING
2. Sebelum memulai hunting rencanankan konsep dan obyek apa yang akan diambil.
2. Untuk pemula, mulailah hunting dengan obyek yang beragam dan dasar, seperti landscape, human interest, portrait, arsitektur,dll. Kemudian menuju jenis-jenis foto yang lebih mengarah ke jurnalistik seperti features, spot, essay dan stories.
2. Yang terpenting, lakukan presentasi foto dan pameran untuk menunjukkan hasilhunting kita ke banyak orang.
Komposisi secara sederhana diartikan sebagai cara menata elemen-elemen dalam gambar, elemen-elemen ini mencakup garis, bentuk, warna, terang dan gelap. Yang paling utama dari aspek komposisi adalah menghasilkan visual impact (sebuah kemampuan untuk menyampaikan perasaan yang anda inginkan untuk berekspresi dalam foto). Dengan komposisi, foto akan tampak lebih menarik dan enak dipandang dengan pengaturan letak dan perbandaingan objek-objek yang mendukung dalam suatu foto. Dengan demikian perlu menata sedemikian rupa agar tujuan dapat tercapai, apakah itu untuk menyampaikan kesan statis dan diam atau sesuatu mengejutkan. Dalam komposisi selalu ada satu titik perhatian yang pertama menarik perhatian.
Tujuan Mengatur Komposisi Dalam Fotografi
1. Dengan mengatur komposisi foto, kita juga dapat membangun “mood” suatu foto dan keseimbangan keseluruhan objek foto.
2. Menyusun perwujudan ide menjadi sebuah penyusunan gambar yang baik sehingga terwujud sebuah kesatuan (unity) dalam karya.
3. Melatih kepekaan mata untuk menangkap berbagai unsur dan mengasah rasa estetik dalam pribadi pemotret.
Jenis-Jenis Komposisi :
- Garis
 
- Bentuk
 
- Warna
 
- Gelap dan Terang
 
- Tekstur
 
Penerapan Komposisi Dalam Pemotretan
Dalam pengemasan sebuah foto agar terkesan dinamis dan menimbulkan keserasian perlu sebuah pemahaman tentang kaidah – kaidah tentang komposisi. Yang antara lain:
Ø Rule of Thirds (Sepertiga Bagian / Rumus Pertigaan)
Pada aturan umum fotografi, bidang foto sebenarnya dibagi menjadi 9 bagian yang sama. Sepertiga bagian adalah teknik dimana kita menempatkan objek pada sepertiga bagian bidang foto. Hal ini sangat berbeda dengan yang umum dilakukan dimana kita selalu menempatkan objek di tengah-tengah bidang foto
Ø Sudut Pemotretan (Angle of View)
Salah satu unsur yang membangun sebuah komposisi foto adalah sudut pengambilan objek. Sudut pengambilan objek ini sangat ditentukan oleh tujuan pemotretan. Maka dari itu jika kita mendapatkan satu moment dan ingin mendapatkan hasil yang terbaik,
jangan pernah takut untuk memotret dari berbagai sudut pandang. Mulailah dari yang standar (sejajar dengan objek), kemudian cobalah dengan berbagai sudut pandang dari atas, bawah, samping sampai kepada sudut yang ekstrim.
Ø Format : Horizontal dan vertikal
Proposi pesrsegi panjang pada view vender pada kamera memungkinkan kita untuk memotret dengan menggunakan format landscape(horisontal) maupun portrait (vertikal). Format pengambilan gambar dapat menimbulkan efek berbeda pada komposisi akhir.
Ø Dimensi
Meskipun foto bercerita dua dimensi, yang artinya semua terekam diatas satu bidang. Namun, sebenarnya foto dapat dibuat terkesan memiliki kedalaman, seolah-olah dimensi ketiga. Unsur utama membentuk dimensi adalah jarak, Dimensi dapat terbentuk apabila adanya jarak, jika kita menampilkan suatu obyek dalam suatu dimensi maka akan terbentuk jarak dalam setiap elemennya. Untuk membuat suatu dimensi diperlukan adanya permainan ruang tajam, permainan gelap terang dan garis.
Sudut Pengambilan Gambar ( Camera Angle )
Dalam fotografi agar foto yang kita hasilkan memiliki nilai dan terkesan indah harus diperhatikan mengenai masalah penggunaan sudut pengambilan gambar yang baik. Dalam fotografi dikenal 3 sudut pengambilan gambar yang mendasar, yaitu:
§ Bird Eye
Sudut pengambilan gambar ini, posisi objek dibawah / lebih rendah dari kita berdiri. Biasanya sudut pengmbilan gambar ini digunakan untuk menunjukkan apa yang sedang dilakukan objek (HI), elemen apa saja yang ada disekitar objek, dan pemberian kesan perbandingan antara overview (keseluruhan) lingkungan dengan POI (Point Of Interest).
§ High Angle
Pandangan tinggi. artinya, pemotret berada pada posisi yang lebih tinggi dari objek foto.
§ Eye Level
Sudut pengembilan gambar yang dimana objek dan kamera sejajar / sama seperti mata memandang. Biasanya digunakan untuk menghasilkan kesan menyeluruh dan merata terhadap background sebuah objek, menonjolkan sisi ekspresif dari sebuah objek (HI), dan biasanya sudut pemotretan ini juga dimaksudkan untuk memposisikan kamera sejajar dengan mata objek yang lebih rendah dari pada kita missal, anak – anak.
§ Low Angle
Pemotretan dilakukan dari bawah. Sudut pemotretan yang dimana objek lebih tinggi dari posisi kamera. Sudut pengembilan gambar ini digunakan untuk memotret arsitektur sebuah bagunan agar terkesan kokoh, megah dan menjulang. Namu, tidak menutup kemungkinan dapat pula digunakan untuk pemotretan model agar terkesan elegan dan anggun.
§ Frog Eye
Sudut penglihatan sebatas mata katak. Pada posisi ini kamera berada di dasar bawah, hampir sejajar dengan tanah dan tidak dihadapkan ke atas. Biasanya memotret seperti ini dilakukan dalam peperangan dan untuk memotret flora dan fauna.
Field Of View
Beberapa jenis komposisi yang umum digunakan dari segi ukuran (field of view) yang akan diambil adalah sebagai berikut :
a. Extreme Close Up
Pengambilan gambar yang sangat dekat sekali dengan objek, sehingga detil objek seperti pori-pori kulit akan jelas terlihat.
b. Head Shot
Pengambilan gambar sebatas kepala hingga dagu.
c. Close Up
Pengambilan gambar dari atas kepala hingga bahu.
d. Medium Close Up
Pengambilan gambar dari atas kepala hingga dada.
e. Mid Shot (setengah badan)
Pengambilan gambar dari atas kepala hingga pinggang.
f. Medium Shot (Tiga perempat badan)
Pengambilan gambar dari atas kepala hingga lutut.
g. Full Shot (Seluruh Badan)
Pengambilan gambar dari atas kepala hingga kaki.
h. Long Shot
Pengambilan gambar dengan memberikan porsi background atau foreground lebih banyak sehinnga objek terlihat kecil atau jauh.
Beberapa jenis komposisi dari segi banyaknya manusia sebagai objek yang difoto adalah sebagai berikut :
a. One Shot
Pengambilan gambar untuk satu orang sebagai objek.
b. Two Shot
Pengambilan gambar untuk dua orang sebagai objek.
c. Three Shot
Pengambilan gambar untuk tiga orang sebagai objek.
d. Group Shot
Pengambilan gambar untuk sekelompok orang sebagai objek.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan gambar, diantaranya
v Headroom, merupakan ruang diatas kepala yang berfungsi membatasi bingkai dan bagian atas kepala objek.
v Noseroom, arah pandang atau ruang gerak objek dalam sebuah frame, bertujuan untuk memberikan ruang pandang sehingga terkesan bahwa objek memang sedang melihat sesuatu.
v Foreground, segala sesuatu yang menjadi latar depan dari objek.
v Background, segala sesuatu yang menjadi latar belakang objek.
TIPS HUNTING
- Persiapan Awal
 
2. Sebelum memulai hunting rencanankan konsep dan obyek apa yang akan diambil.
- Pada Saat Hunting
 
2. Untuk pemula, mulailah hunting dengan obyek yang beragam dan dasar, seperti landscape, human interest, portrait, arsitektur,dll. Kemudian menuju jenis-jenis foto yang lebih mengarah ke jurnalistik seperti features, spot, essay dan stories.
- Pasca Hunting
 
2. Yang terpenting, lakukan presentasi foto dan pameran untuk menunjukkan hasilhunting kita ke banyak orang.
Selasa, 24 Juli 2012
Memahami Mode Fokus Kamera DSLR
Saat ini hampir semua kamera DSLR dilengkapi dengan beberapa pilihan 
cara kamera melakukan fokus (focus mode). Memotret vas bunga yang diam 
diatas meja tentu membutuhkan cara focusing yang berbeda dengan memotret
 anak kecil yang sedang menggiring bola dilapangan.

Saat memotret benda diam, kita biasanya menggunakan satu titik fokus, mengunci fokus sekali baru memotret. Namun saat memotret benda/orang yang selalu bergerak berpindah posisi, kita butuh kamera yang mampu memindahkan titik fokus secara otomatis mengikuti seubyek tersebut. Berita bagusnya, kamera DSLR dilengkapi dengan fitur tersebut. Mari kita bedah satu persatu:
Dalam mode ini, kita tidak akan bisa memencet penuh shutter (mengambil foto) sebelum kamera bisa mengunci titik fokus. Namun ketentuan ini bisa diakali lewat pengaturan di menu autofocus dan mengatur focus priority.

Dalam mode ini, kamera akan menganilis pergerakan subyek dan memprediksi kemana arah gerak si subyek dengan menempatkan titik fokus sedikit mendahului keberadaan subyek. Dengan mode Continuous, kita bisa mengikuti pergerakan subyek dan mendapatkan fokus yang tajam. Caranya adalah dengan terus memencet separuh tombol shutter sambil membidik pergerakan subyek atau dengan terus memencet tombol AF-On dengan jempol (jika ada).
Tidak semua jenis kamera DSLR memiliki mode ini. Bagi pemula, pilihan mode ini sebenarnya lumayan membantu karena tidak perlu mengganti-ganti mode fokus.

Saat memotret benda diam, kita biasanya menggunakan satu titik fokus, mengunci fokus sekali baru memotret. Namun saat memotret benda/orang yang selalu bergerak berpindah posisi, kita butuh kamera yang mampu memindahkan titik fokus secara otomatis mengikuti seubyek tersebut. Berita bagusnya, kamera DSLR dilengkapi dengan fitur tersebut. Mari kita bedah satu persatu:
Mode Fokus Single Area
Di kamera DSLR Canon dinamai “One Shot AF” sementara di kamera DSLR Nikon dinamai “Single Area AF”. Dari namanya cukup jelas bahwa kita memilih satu titik fokus lalu kamera akan mencari kontras di satu area titik fokus tersebut. Saat kita memencet separuh tombol shutter atau memencet tombol AF-On (jika menggunakan kamera DSLR yang memiliki tombol AF-On terdedikasi), kamera akan mengunci fokus di titik tersebut sekali. Jika subyek berpindah posisi dan meskipun kita tetap pencet separuh tombol shutter, kamera tidak akan memindahkan fokus secara otomatis.Dalam mode ini, kita tidak akan bisa memencet penuh shutter (mengambil foto) sebelum kamera bisa mengunci titik fokus. Namun ketentuan ini bisa diakali lewat pengaturan di menu autofocus dan mengatur focus priority.

Mode Fokus Continuous/AI Servo
Mode ini dikamera DSLR Nikon dinamai “Continuous/AF-C” sementara di Canon dinamai “AI Servo”. Mode ini digunakan saat kita harus mengikuti sebuah subyek foto yang terus berpindah posisi, misalnya saat kita memotret sport, binatang atau mobil yang sedang melaju.Dalam mode ini, kamera akan menganilis pergerakan subyek dan memprediksi kemana arah gerak si subyek dengan menempatkan titik fokus sedikit mendahului keberadaan subyek. Dengan mode Continuous, kita bisa mengikuti pergerakan subyek dan mendapatkan fokus yang tajam. Caranya adalah dengan terus memencet separuh tombol shutter sambil membidik pergerakan subyek atau dengan terus memencet tombol AF-On dengan jempol (jika ada).
Mode Fokus Hybrid/Campuran Antara Single & Continuous
Di kamera DSLR Canon dinamai “AI Focus” sementara di Nikon dinamai “AF-A”. Merupakan mode fokus campuran antara single dan Continuous dimana kamera akan secara mengganti fokus dari single ke continous atau sebaliknya sesuai kondisi subyek foto. Jika yang difoto diam kamera akan memakai Single sementara saat obyek bergerak kamera akan berganti ke mode Continuous.Tidak semua jenis kamera DSLR memiliki mode ini. Bagi pemula, pilihan mode ini sebenarnya lumayan membantu karena tidak perlu mengganti-ganti mode fokus.
Mode Fokus Mana Yang Sebaiknya Anda Pakai?
Kesimpulan yang sebenarnya cukup gampang:- Saat memotret benda diam atau orang yang berpose silahkan gunakan mode Single
 - Saat memotret benda bergerak secara konstan, gunakan mode Continuous
 - Untuk keperluan sehari-hari, anda bisa meninggalkan kamera secara default di posisi continous mode atau mode hybrid. Baru saat kamera tidak bisa mengunci fokus di mode Continuous , misal saat memotret di kondisi agak gelap silahkan pindahkan ke mode Single.
 - Bagi pemula yang tangannya masih belum terlalu lincah mengganti-ganti mode fokus secara cepat, anda bisa menggunakan mode hybrid (jika memang dikamera ada).
 
Bagaimana Cara Mengganti Mode Fokus?
Cara mengganti mode fokus tidak sama dari satu kamera ke kamera lain. Untuk itu saya sarankan cek di manual masing-masing. Di kamera Nikon D300s/D700, anda bisa menemukan pengait kecil yang ada dibagian depan sebelah kiri mount lensa: AF-S, AF-C dan M. Sementara di Canon (misal EOS 60D), anda bisa menganti mode fokus dengan memencet tombol AF dibagian atas kamera lalu akan muncul pilihan mode fokus di panel LCD atas.
Langganan:
Komentar (Atom)





